Kamis, 14 Juni 2012

arsitektur sumbawa yang berkaitan erat dengn adat da budyanya

dari segi arsitektur

       Arsitektur Samawa menggunakan struktur isatana dan sangat dipengaruhi oleh arsitektur Makasar, baik pada perumahan bangsawan, maupun perumahan rakyat biasa dan terdiri dari banyak variasi lokal. Peninggalan istana tua ( dalam loka ) menghambat mode Balla Lompoa di Goa. 
Karakteristiknya, bangunan berdiri diatas tiang kayu, dinding kayu, lantai kayu, atau kayu genting. Dinding, tangga dan bagian - bagian tertentu diukir dan ditonjolkan secara megah. 
Lingkungan alam selalu dikaitkan dengan sebuah elemen yang penting dan utama dalam arsitektur Samawa. Dalam memilih lokasi untuk bangunan, tau samawa cendrung mengikatkan makna khusus ada rinsi - rinsi pertahanan yang menguasai filosofi Samawa. 
Gaya bangunan - bangunan di Tana Samawa mulai dari bangunan rumah, balai desa, mesjid, langgar, mushallah, lumbung dsb, selalu mengacu pada arsitektur tradisional dengan empat persegi panjang dan model atau seperti perahu. 
Bahkan, walaupun saat ini arsitektur moderen sudah memasuki dan kuat pengaruhinya pada arsitektur Samawa, filosofi dasarnya tetap saja dipertahankan. Kecuali ada penataan ruang, lantai dan ornamen lainya. 

Sistem Kepercaya`n

         Masyarakat Samawa tradisional percaya bahwa pohon - pohon besar atau batu - batu besar atau tempat - tempat angker, ada "baengna" ( ada yang punya ). Kalau melewati temp`t tersebut tidak boleh ribut dan harus sopan. Kalau tidak bisa "disapa" atau ditegur oleh mahkluk halus tersebut, dan jatuh sakit. Mahkluk - makhluk halus 
Tersebut ada yang mereka namakan Kono ( makhluk halus yang suka berkeliaran siang hari ditempat sepi ), Baki ( makhluk halus dihutan ), Setan belata ( Hantu hajat ), Leak ( manusia yang menyerupai mahkluk halus ), Jin ( menurutnya ada yang kafir dan ada yang islam ). 
Sistem kepercayaan Tau Samawa juga percaya pada adanya guna - guna (black magic ) untuk menundukkan lawan. Penggunaannya banyak dijumpai ada kerajaan kerbau ( barapan kerbau ) atau pacuan kuda ( main jaran ). Dikenal dua jenis black magic yaitu sihir yang konon dilepas seperti angin, dan Bura yang dilepas ditempat - tempat yang diperkirakan akan dilalui oleh lawan. Ditempat - tempat perhelatan seperti perkawinan juga olahraga ( main bola ) hal ini juga dilakukan. Karena itu, setia ada perhelatan atau kegiatan tertentu, selalu ada pendamping, yaitu Sanro ( dukun ) yang bertugas mengawasi agar segala sesuatu bisa berjalan semestinya. 
Ada orang - orang yang sakti berupa kekebalan masih sangat dipercaya oleh masyarakat Samawa. Demikian pula dengan adanya benda - benda pusaka seperti keris dan golok yang punya kesaktian. 

Sistem Pengetahuan

          Masyarakat Samawa memiliki sistem pengetahuan yang turun temurun. Untuk obat - obat tradisional, yang mulanya dari Sanro ( dukun ) misalnya : obat batuk, yaitu air jeruk nipis dicampur kapur kemudian dioles pada leher, luka bakar, dioler madu, luka baru diobat dengan serbuk kopi, sarang laba - laba yang besar, getah jarak ; sakit perut diobati dengan mengunyah daun jambu muda yang dicampur sedikit garam dll. 
Kalau akan memulai turun sawah, petani cukup melihat arah dan letak bintang renggala ( bintang bajak ). Kalau akan melaut dengan melihat warna langit pada malam hari. 
Dimasyarakat tradisional ada macam - macam upacara seperti : upacara minta hujan. Masyarakat Samawa mengenal adanya jimat sebagai penolak bala. Pemakaiannya bisa dikalung, diikatkan dipenggang. 
Kepercayaan ada sihir pada masyarakat tradisional masih ada, seperti adanya yang disebut loma - lome, bura, pedang pekir dan sebagainya. 
Meramal ( ramuka ) merupakan kebiasaan tradisional masyarakat samawa. Meramal nasib, menanyakan hari baik, menemukan barang yang hilang dsb. Mereka juga mengenal apa yang disebut cuca' dengan harapan agar selamat dan tercapai tujuannya. 

dari Lukisan 

        Lukisan Samawa mewakili sebuah pola / tipe pencapaian budaya kekuatan kreatif dan rasa estetis tau samawa. Lukisan samawa telah berkembang melalui panjangnya sejarah Tanah Samawa sejak Zaman Hindu, Islam dan Modern sekarang ini. Lukisan pertama dari tau Samawa ditemukan pada dinding kubur sarkofagis Ai Renung dengan ragam hias manusia biawak yang dibuat ribuan tahun silam. 
Dalam perkembangannyanya lukisan-lukisan Samawa mewarisi tradisi keindahan pada batu - batu nisan berukir yang dijumpai di Telebir, pada tiang - tiang rumah, dinding rumah dll. 
Lukisan - lukisan Samawa, berkaitan loebih banyak dengan kehidupan tumbuhan dan binatang dan juga kehidupan sehari - hari rata - rata Tau Samawa serta aspirasi dan impian mereka. Penuh warna dan hidup, serta bebas dari pengekangan biasa yang berlaku. Warna - warna merah, kuning, hitam, hijau dan merah muda ( beko ). Umumnya lukisan bunga diberi warna merah dan kuning dengan daun berwarna hijau. 

Jumat, 08 Juni 2012

bangunan tradisional

Dusun Sade terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berjarak kurang lebih 30 kilometer dari kota Mataram. Untuk menemukan dusun ini tidak lah sulit karena berada tepat di tepi jalan raya Praya - Kuta pada bagian luar dusun terdapat papan nama besar bertulisan dusun Sade.
Dusun Sade merupakan salah satu perkampungan suku sasak yang merupakan suku asli masyarakat Lombok, bangunan di dusun Sade ini masih sangat tradisional setiap bangunan terbuat dari kayu dan bilik bambu pada dindingnya serta beratapkan ijuk jerami.
Rumah Tradisional Adat Sasak
Rumah Tradisional Adat Sasak
Bentuk rumah penduduk sangat unik yaitu terdiri dari 2 ruang, ruang pertama bagian depan ruang yang terdapat setelah kita memasuki pintu utama rumah setelah itu terdapat ruang dalam yang letak lantainya lebih tinggi 2 anak tangga dari lantai ruang depan, untuk memasuki ruang dalam kita harus melewati pintu kayu yang berukuran kecil dengan tinggi sekitar 150 cm dan berbentuk oval.
Di ruang dalam ini terdapat 2 tungku untuk memasak yang terbuat dari tanah dan menyatu dengan lantainya. Masyarakat Sade memasak menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya, tidak jauh dari tungku terdapat ruang dengan dinding bilik bambu yang merupakan ruang tidur. Jarak antara lantai dengan atap sangat tinggi sehingga udara di dalamnya terasa sejuk. Rumah-rumah berjajar rapi dengan tinggi yang hampir sama antara satu rumah dengan rumah yang lainnya sehingga terkesan sangat rapih.
Kehidupan Desa Tradisional Adat Sasak
Kehidupan Desa Tradisional Adat Sasak
Pada bagian luar rumah tepatnya di depan rumah terdapat bagunan lumbung padi yang bentuknya sangat khas, pada bagian bawah lumbung terdapat bale-bale tempat penduduk berinteraksi sekaligus menjaga lumbung. Jalan penghubung antara rumah masih terbuat dari tanah tetapi ada beberapa bagian jalan yang sudah dibuat dengan semen dan ubin.
Mata pencarian penduduk adalah bertani sementara para wanitanya bertenun membuat kain sendiri dengan motif khas cicak, hasil tenun di pasarkan pada art shop dan juga di sekitar rumah dengan harga bervariasi tergantung ukuran dan tingkat kerumitan proses pembuatan kain tenun.
Selama di dalam dusun ini sangat terasa kenyamanan dan kedamaian lingkungan, kenyamanan yang sangat sulit didapat di kota besar, walaupun dusun Sade berada di tempat keramaian tepi jalan raya sungguh terasa sekali petualangan saat berada di dalamnya.
Dusun Sade merupakan salah satu dusun tradisional yang masih bertahan diantara ratusan dusun tradisional yang ada di Indonesia dan merupakan kekayaan budaya negara kita. Semoga tetap bertahan di tengah derasnya arus modern.